Jumat, 04 November 2011

Manusia dan Cinta Kasih

Pada hakikatnya hubungan antara manusia dan cinta kasih sangatlah peka yang terdengar ditelinga kita, namun banyak hal yang membuat kita sering melupakan apa arti dari sebuah “CINTA KASIH”. Tanpa kita sadar didalam kehidupan kita sehari-hari cinta kasih sangatlah berperan penting dalam kehidupan kita, sejak awal kita membuka mata ini hingga petang saat kita akan beranjak menutup mata ini kembali.
Kata cinta yang sangat dominan yang kita dengar, hampir semua kalangan masyarakat tau apa itu “ CINTA “ namun tidak semua orang juga tau yang sebenarnya makna dan arti cinta sesungguhnya seperti apa. Cinta disini adalah bukan cinta yang mengartikan pada sebuah seksualitas, yang mengdambakan semua ksenangan lahir batin tanpa memikirkan dampak positif atau negative yang akan dia peroleh setelah ia melakukan sesuatu itu dengan dasar cinta “kata dia lho”, dan “yang penting saya senang”. Begitulah penuturan singkat para generasi muda sekarang. Nah yang seperti itulah yang belum mengerti arti cinta itu yang sebenarnya apa.
Cinta kasih pada umumnya yang berasal dari kata cinta, yakni penghargaan, rasa nyaman, rasa senang, rasa saling senang kepada siapapun dan apapun. Peranan cinta kasih pada kehidupan manusia disini yakni menjalankan kehidupan dengan di dasari cinta kasih yang akan mengkoordinir roda kehidupan kita yang terkoordinir dari rasa cinta kasih yang melekat pada diri kita, terutama membentuk pribadi yang unggul dan memeiliki perasaan yang peka terhadap apapun dan siapapun.
Contoh yang sering kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari adalah peranan seorang ibu terhadap anaknya, mayoritas wanita yang sudah berhasil menjadi seorang ibu yang sejati dengan sendirinya akan timbul rasa cinta kasih itu dalam dirinya, dengan mengasuh, mengasihi, serta membimbing si anak untuk menjadi pribadi yang diharapkan oleh seorang ibu tersebut. ”Eits...jangan salah lho, tidak semua ibu didunia ini yang memiliki peranan yang antusias yang seperti saya sebutkan diatas, ada juga seorang ibu yang malah menjerumuskan anaknya untuk melakukan hal-hal negative di mata kita, namun menguntungkan buat seorang ibu. Yang seperti itulah peranan seorang ibu yang tidak patut kita contoh dan tidak memiliki rasa cinta kasih.
Namun secara garis besar seorang ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, walaupun terkadang cara seorang ibu menunjukan cinta kasih kepada anaknya itu dengan cara yang kurang tepat. Meskipun begitu, mereka tetap orang tua kita, orang tua yang telah melahiirkan kita, orang tua yang telah membesarkan kita.olehkarena itu bersyukurlah bagi kita semua yang didalam dirinya masih melekatnya cinta kasih yang sempurna,sehingga menyempurnakan kehidupan kita saat ini,esok dan seterusnya.

~ Fidy ~

Manusia dan Budaya


Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan dan termasuk ciptaan yang sempurna karena manusia memiliki akal pikiran, napsu, dll. Manusia merupakan makhluk social. Karena ia tidak bisa menjalani seluruh kehidupannya seorang diri. Ia membutuhkan orang lain untuk membantu proses kehidupannya dan juga untuk mempertahankan keturunannya. Karena memiliki napsu, manusia cenderung tidak pernah puas atas segala sesuatu yang sudah dimilikinya. Itu yang membuat pikiran manusia semakin maju. Karena ia akan selalu berusaha untuk memenuhi keinginannya.
Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Karena manusia itu bermacam-macam, mereka digolongkan dalam beberapa hal. Seperti jenis kelamin (Laki-laki atau Perempuan), Usia, Kepercayaan / agama, sampai ciri-ciri fisiknya seperti bentuk wajah, rambut, warna kulit, dll.

KEBUDAYAAN

Kebudayaan adalah seperangkat peraturan yang dibuat oleh suatu masyarakat tertentu, dan disetujui / disepakati oleh masyarakat tersebut sehingga menjadi cirri khas masyarakat tersebut. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagaisuperorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Begitupun sebaliknya. Manusia yang membuat kebudayaan. Dan hampir setiap tingkah laku manusia itu adalah kebudayaan. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal. Maksudnya adalah walaupun keduanya berbeda, tetapi keduanya merupakan suatu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Lalu hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu:
1) Sebagai penganut kebudayaan,
2) Sebagai pembawa kebudayaan,
3) Sebagai manipulator kebudayaan,
4) Sebagai pencipta kebudayaan
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialegtis, maksudnya adalah saling terkait satu dengan yang lainnya. Proses dialegtis ini tercipta melalui tiga tahap, yaitu:
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana manusia menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana manusia sergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.


Sumber : Wikipedia dan berbagai sumber di internet